Rumah duka di Kecamatan Tonra (di Rumah Orang tua Almarhum tepat berhadapan dengan Kantor Mapolsek Tonra), Kecamatan Tonra, Kabupaten Bone. (Foto Merpos).
SINJAIMERPOS– Bripka Arham adalah personel Polres Sinjai bagian SPKT, meninggal dunia pada Senin (3/2/2025). Jenazahnya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum di Desa Muara, Kecamatan Tonra, pada Selasa (4/2/2025).
Keluarga almarhum masih mempertanyakan penyebab serta kronologi pasti kematiannya.
Ditemui keluarga almarhum, seperti H. Abu Bakar, Andi Essa, Zainuddin, dan Baharuddin, mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari pihak terkait.
“Informasi yang kami terima masih simpang siur. Pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polres Sinjai belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab maupun kronologi kematian almarhum,” ujar keluarga almarhum tersebut kepada wartawan Merpos, di rumah duka, Selasa, siang.

Mereka juga menyebut bahwa “waktu pasti” kematian Bripka Arham belum diketahui. “Jam kematian belum diketahui,” Kata H. Abu Bakar.
“Yang kami dengar hanya bahwa Arham minum cairan dan meninggal, keluarga juga kaget mendengar kabar duka ini, pada hari Senin sore,” tambahnya.
Sebelumnya, Arham ditangkap oleh BNN terkait dugaan kasus narkoba dan sempat ditahan selama dua hari dua malam di Mapolres Sinjai.
Tidak ada informasi diterima pihak keluarga mengenai pemberangkatan ke Makassar.
Setelah itu, saat dalam perjalanan menuju Makassar, ia meninggal dunia.
“Keluarga yang mengetahui langsung ke RSUD Sultan Daeng Raja, Bulukumba. ” Perkiraan diduga Arham sudah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit,” ujar H. Abu Bakar.
“Sebelumnya, Arham dijemput di Mapolres Sinjai oleh BNN untuk dibawa ke Makassar, ujar Baharuddin yang merupakan mantan Camat Pulau Sembilan.
Setelah dinyatakan meninggal, jenazah Bripka Arham dibawa ke Makassar untuk dilakukan otopsi.
Istri almarhum beserta keluarga turut mendampingi proses tersebut. Namun untuk hasil otopsi belum keluar.
Keluarga juga mempertanyakan asal-usul cairan yang diminum almarhum dan bagaimana peristiwa ini terjadi.
“Yang menjadi pertanyaan besar bagi kami adalah dari mana asal cairan yang diminum almarhum, bagaimana kronologi sebenarnya, dan mengapa kejadian ini bisa terjadi,” ujar H. Abu Bakar, Zainuddin, A. Essa yang juga merupakan mantan Kades Sanrego, Kecamatan Kahu.
Selain itu, mereka juga meminta kejelasan mengenai status almarhum dalam kasus yang menyeretnya.
“Apakah almarhum berstatus saksi, tersangka, atau pelaku? Apakah ia dikaitkan dengan peredaran atau hanya diduga sebagai pemakai? Berapa jumlah barang bukti dalam kasus ini? Kami butuh kejelasan,” ujar H. Abu Bakar, Andi Essa, dan Zainuddin.
Di rumah duka, prosesi pemakaman dihadiri oleh banyak anggota Polri, baik dari Polres Sinjai maupun Polsek Tonra.
Namun, keluarga merasa kecewa karena tidak ada upacara kepolisian yang biasanya dilakukan untuk anggota yang meninggal dunia.
“Kami kecewa karena tidak ada upacara pemakaman di rumah duka, hanya penghormatan terakhir di pemakaman”
“Jika memang tidak dilakukan di rumah duka, seharusnya ada kejelasan sejak awal. Dan seharusnya ada perwakilan dari Polres Sinjai yang menyampaikan hal ini langsung kepada keluarga, bukan hanya melalui telepon dan informasi yang simpang siur,” ujar Zainuddin.
Keluarga juga mendapatkan informasi bahwa upacara pemakaman tidak dilakukan karena ada koordinasi antara Polres Sinjai dan Polres Bone.
“Polsek Tonra sebenarnya sudah siap untuk melaksanakan upacara pemakaman, tetapi mendadak dibatalkan,” ungkap Zainuddin senada kata Baharuddin.
Saat dikonfirmasi, seorang anggota polisi dari Polsek Tonra yang mengenakan seragam upacara mengaku tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
“Kami hanya tuan rumah. Untuk hal ini, silakan konfirmasi ke Polres Sinjai,” ujarnya singkat menjawab pertanyaan konfirmasi Merpos di rumah duka.

Sementara itu, saat Humas Polres Sinjai dimintai tanggapan terkait pembatalan upacara pemakaman, pihaknya memilih untuk tidak memberikan informasi lebih lanjut.
“Saya juga kurang tahu soal itu,” kata anggota Humas dan Kasi Humas Polres Sinjai.
Sejumlah pejabat baik dari birokrasi dan Mapolres Sinjai serta Personil Polres Sinjai terlihat datang melayat, karangan bunga ucapan dukacita turut terlihat di pekarangan rumah duka.
Masyarakat pada umumnya dan keluarga serta kerabat juga terlihat berdatangan dan mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Mereka mendoakan dan berharap semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.
Sementara itu, keluarga berharap ada kejelasan mengenai penyebab kematian Bripka Arham dan menginginkan transparansi dari pihak berwenang.
“Kami berharap hasil visum segera keluar dan bisa menjelaskan secara pasti penyebab kematian anak kemanakan saya,” ujar Baharuddin, Zainuddin, A Essa, dan H. Abu Bakar.
Istri almarhum yang masih syok dan mengatakan belum mampu memberikan keterangan kepada publik.
Dari pantauan Merpos, beberapa anggota Polsek Tonra terlihat mengenakan seragam upacara pemakaman, namun prosesi tetap tidak dilaksanakan.
Kendati demikian, banyaknya pertanyaan yang belum terjawab, keluarga almarhum berharap agar pihak berwenang dapat memberikan klarifikasi terkait hal tersebut. “Kita selaku keluarga hanya ingin mengetahui informasinya secara langsung dari pihak berwenang, (Polres dan BNN),” ungkapnya.
Diketahui Almarhum memiliki satu orang anak perempuan, saat ini duduk di bangku sekolah dasar.
Dikonfirmasi oleh Awak media Merpos, Selasa sore, Kapolres Sinjai, AKBP Harry Azhar menjelaskan bahwa pihaknya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan medis (Visum).
Mengenai terkait Dugaan Keterlibatan dalam Kasus, diketahui bahwa;.
“Almarhum memang sempat diamankan oleh BNN terkait suatu kasus. Namun, status hukumnya masih dalam proses, “tegasnya.
Mengenai Proses Pemakaman Tanpa Upacara Dinas Kapolres mengatakan bahwa hal tersebut sekaitan beberapa pertimbangan. Namun pihaknya juga memahami harapan keluarga almarhum.
Lanjutannya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari pihak rumah sakit terkait almarhum. Jika hasilnya (otopsi) sudah keluar, nanti akan kami informasikan. Kami berharap kepada Masyarakat agar sama-sama menunggu agar jelas dan tidak menimbulkan spekulasi atau bias.
“Saat ini, kami masih berkoordinasi dengan pihak RS Bhayangkara dan BNN Sulsel,” jelasnya.
“Kami mengajak semua pihak untuk tetap tenang dan menunggu hasil investigasi resmi. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, kami siap berkomunikasi dengan keluarga almarhum guna memberikan kejelasan sebaik mungkin” tegasnya, tepat pukul 18.11 WITA.
BNN Sambangi Mapolres Sinjai.
Diduga Anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) menyambangi Mapolres Sinjai, Jln Bhayangkara, Kecamatan Sinjai Utara. Kedatangan BNN tersebut menarik perhatian Andi Baso, Ketua Aliansi Pemantau Kinerja Aparatur Negara (APKAN – RI), Sinjai.
Diketahui, anggota BNN tiba Mapolres Sinjai menggunakan Kendaraan roda empat. Memasuki area Mapolres Sinjai melalui pintu utama, Pada Senin, (3/2/2025) kemarin.
Andi Baso, yang kebetulan berada di lokasi sempat mengira mobil berwarna hitam dengan Kode Nopol B****** itu dikendarai oleh Personil Polda Sulsel.
Beberapa Personil Polres Sinjai sempat ditanya oleh Andi Baso terkait mobil tersebut. “Mobi dari Polda Sulsel itu Ndan, anggota Polda itu yang datang?,” imbuhnya.
“Belum tahu juga dari mana,” jawab Personil Polres Sinjai.
Tak lama kemudian, Andi Baso memasuki ruangan Humas Polres Sinjai, namun rasa penasarannya semakin meningkat tajam, tak menemukan jawaban di dalam ruangan atas pertanyaannya.
Tak berselang lama setelah duduk sejenak, Andi Baso kemudian berdiri lalu berjalan menuju pintu keluar dari ruangan Humas. Andi Baso mencari jawaban atas apa yang membuatnya penasaran.
Tak lama kemudian, ia kembali ke ruangan, dan mengatakan. “Anggota BNN, itu tadi Anggota BNN yang naik mobil tadi,” ucapnya. Belum ada pihak Polres Sinjai yang dapat menjelaskan terkait kedatangan BNN tesebut
(S/M.S).