Pemkab Buton Selatan dan lintas sektoral mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan ibu dan anak, menerapkan pola hidup sehat, serta memastikan setiap anak mendapatkan gizi yang tepat sejak awal kehidupan. Dengan gerakan bersama, kita dapat mewujudkan Buton Selatan yang sehat, cerdas, dan bebas stunting. Foto: Pj. Bupati Buton Selatan, Ridwan Badallah (Istimewa).
BUTON SELATAN – Pemerintah Kabupaten Buton Selatan (Busel) terus menggenjot upaya pencegahan stunting melalui pendekatan yang lebih terpadu dan menyeluruh. Dengan fokus pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), Pemkab Buton Selatan berkomitmen memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal. Pendekatan ini melibatkan masyarakat, tenaga kesehatan, dan berbagai sektor terkait dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pemenuhan gizi bagi ibu dan anak.
Penjabat Bupati Buton Selatan, Dr. M. Ridwan Badallah, S.Pd., MM, dalam keterangan resminya saat dikonfirmasi MERPOS, menjelaskan bahwa 1000 HPK adalah masa yang sangat krusial dalam perkembangan anak. “Pada periode ini, otak anak berkembang dengan pesat. Jika gizi yang diterima tidak mencukupi, dapat berisiko menurunkan kualitas pertumbuhan fisik dan mental anak. Oleh karena itu, pemenuhan gizi selama masa kehamilan hingga usia dua tahun sangat butuh perhatian” ujar Dr. Ridwan, Jum’at 29 November.
Mengapa 1000 HPK begitu Penting-red?.
Dr. Ridwan menjawab bahwa 1000 HPK adalah periode yang sering disebut sebagai “periode emas” bagi anak, karena inilah masa saat tubuh dan otak anak berkembang sangat cepat. Nutrisi yang tepat pada masa ini akan membentuk dasar perkembangan fisik dan mental anak untuk masa depan mereka. Tanpa asupan gizi yang baik, anak-anak berisiko tinggi mengalami stunting, yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang mereka secara permanen.
“Stunting tidak hanya mengganggu fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitifnya. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah dan lebih sulit beradaptasi dengan lingkungan sosial dan pendidikan,” ungkapnya.
Langkah Konkret Pemkab Buton Selatan,-red?. Kata Dr. Ridwan Badallah, pemerintah Kabupaten Buton Selatan, melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), memulai berbagai inisiatif untuk mendukung pencegahan stunting di daerah ini. Beberapa langkah yang diambil meliputi:
1. Edukasi Gizi dan Kesehatan. Pemerintah berupaya untuk terus memberikan informasi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang, terutama bagi ibu dan anak pada 1000 HPK.
2. Pemantauan Kesehatan Anak. Masyarakat didorong untuk memanfaatkan layanan Posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh kembang anak, serta memastikan bahwa anak-anak mendapatkan imunisasi dan pemeriksaan kesehatan yang diperlukan.
3. Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat.Menerapkan pola hidup sehat menjadi bagian dari gerakan ini, dengan mengedukasi keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memberikan perhatian terhadap sanitasi yang baik, yang juga berperan dalam mencegah penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi.
4. Pengaturan Jarak Kehamilan. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengatur jarak kehamilan untuk memberikan cukup waktu bagi tubuh ibu untuk pulih, serta memastikan setiap anak mendapatkan perhatian penuh pada masa tumbuh kembang awal mereka.
Senada dengan Pj. Bupati Busel, Kepala DPPKB Buton Selatan, La Asari, S.P., M.Si, menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat adalah kunci dalam upaya pencegahan stunting. Pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga medis, namun juga tanggung jawab setiap keluarga dan masyarakat. Keterlibatan mereka dalam memberikan gizi yang baik serta memantau kesehatan anak.
Dr. Ridwan Badallah menambahkan bahwa melalui kerjasama yang solid antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, Pemkab Buton Selatan yakin dapat menurunkan angka stunting secara signifikan. “Gerakan ini adalah gerakan bersama. Pemerintah menyediakan fasilitas, masyarakat mendukung dengan penerapan pola hidup sehat dan bergizi. Bersama-sama kita wujudkan Buton Selatan bebas stunting,” tegasnya.
Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah pembangunan sumber daya manusia. Anak yang stunting akan menghadapi tantangan besar dalam kehidupannya, terutama dalam hal pendidikan dan produktivitas di masa dewasa. Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi salah satu prioritas dalam kebijakan kesehatan nasional.
Melalui berbagai program ini, Pemkab Buton Selatan berharap bisa memastikan setiap anak di wilayah ini memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh sehat dan cerdas. “Pencegahan stunting adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Kami berkomitmen untuk terus melakukan upaya maksimal agar anak-anak di Buton Selatan tumbuh dengan sehat dan siap bersaing di masa depan,” tutup Ridwan. (TIM MERPOS).
Comments 3