Era digital saat ini, Selasa, (17/12/2024), internet telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia, memudahkan berbagai aktivitas mulai dari pendidikan hingga hiburan. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul ancaman yang semakin mengkhawatirkan: judi online.
Berdasarkan data terbaru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) 2024, sekitar 4 juta pengguna internet di Indonesia terlibat dalam judi online, dan mencengangkan, 80.000 di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun. Ketergantungan terhadap judi online ini sangat berisiko dan mengancam kestabilan finansial individu, serta menimbulkan masalah sosial dan gangguan kesehatan mental, terutama bagi kalangan muda.
Baca Juga :Dua Menteri Unjuk Taring Demi Kembangkan Ekonomi Kreatif Daerah, Generasi Muda Minta Dilibatkan
Bagi anak-anak, bahaya judi online sangat besar karena dapat merusak masa depannya dan membentuk pola pikir yang negatif. Oleh karena itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi digital yang edukatif terhadap dampak negatif internet dan aktivitas Judi online.
Pemerintah juga berharap masing-masing orang tua meningkatkan pengawasan ketat terhadap anak, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Baca Juga :Sat Lantas Polres Sinjai Edukasi Keselamatan Berkendara Jelang Nataru Melalui Radio
Baru – baru ini, dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) meluncurkan film pendek Kemenangan Sejati. Film ini bertujuan mengedukasi generasi muda tentang bahaya judi online dan merupakan bagian dari kampanye Bulan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Peluncuran film ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.“Film ini sangat menginspirasi dan mengingatkan kita bahwa judi online bisa merusak banyak aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan kesehatan mental. Pembicara yang hadir juga memberikan wawasan berharga,”ungksap Nayara, siswi kelas XI SMA Negeri 6 Jakarta.
“Film ini benar-benar keren! Selain menikmati cerita, kami juga mendapatkan edukasi penting tentang bahaya judi online. Pengalaman penyintas seperti Kak Bayu sangat menginspirasi,”ucap Darel, teman sekelas Nayara.
Baca Juga :Tahap II TPPU, Panji Gumilang
Selain Siswa, Erma Wahdah, guru BK di SMK Muhammadiyah 2 Jakarta, menyatakan bahwa acara ini memberi wawasan baru tentang cara mendekati siswa dan memberikan pemahaman lebih luas. “Penting untuk bekerja sama dengan orang tua, dan pendekatan psikologis kepada siswa yang berisiko terjerumus [Judo], sangat diperlukan agar mereka merasa didukung dan bukan dihakimi,” ujarnya.
Sementara itu, seorang guru dari SMA Muhammadiyah 12 menyoroti kebijakan pemerintah dalam memberantas iklan judi online yang semakin marak. “Pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk memutus rantai penyebaran iklan ini. Tanpa tindakan konkret, ancaman terhadap generasi muda akan semakin meningkat,” tegasnya.
Baca Juga :Menteri Dody Pastikan Alokasi Rp110,95 Triliun Tepat Sasaran di Program Prioritas 2025
Film Kemenangan Sejati memperlihatkan betapa efektifnya pendekatan dan edukasi berbasis visual yang lebih menarik dan banyak diminati, dibandingkan dengan metode ceramah tradisional.
Hal itu dikatakan Rizal Maula, koordinator Komunitas Penggerak Pelajar Mahasiswa. Lanjutannya, bahwa film ini memperlihatkan dampak negatif judi online, seperti pencurian, konflik keluarga, hingga gangguan psikologis.
Dirinya juga mengajak semua pihak untuk menyebarkan informasi ini agar generasi muda tidak mudah terjebak dalam kesenangan sesaat yang dapat merusak masa depannya.
(SUP-Mft, MERPOS).