Foto Bersama, AWK, Nyiluhdan dan Netti (dok/Wrd/Merpos).
BALI, MERPOS, – Pulau Dewata Bali, dengan segala keindahan alam dan budaya yang dimilikinya, saat ini tengah menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Minggu (12/1/2025).
Di tengah berbagai isu sosial dan lingkungan yang berkembang, tiga individu berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat Bali serta keberlanjutan alam yang menjadi jantung kehidupan masyarakat Bali. Masing – masing adalah Arya Wedakarna (AWK), Ni Luh Djelantik, dan Netti Herawati.
Sebagai senator DPD RI dapil Bali, Arya Wedakarna (AWK) memiliki peran sentral dalam memperjuangkan keberlanjutan lingkungan hidup dan pelestarian budaya Bali. Ia percaya bahwa untuk menjaga eksistensi Bali yang penuh dengan kekayaan budaya, pelestarian alam harus menjadi prioritas utama. “Keberlanjutan lingkungan dan perlindungan terhadap masyarakat adat Bali adalah tanggung jawab kita semua,” ungkapnya.
Senada dengan Netti Herawati, seorang aktivis sejak era 98 dan jurnalis juga memberikan kontribusi yang luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Bali.
Selain itu, sebagai kontributor di media pers dengan julukan “Sipahit Tulisan”, Netti telah mengarahkan pemberitaan yang objektif dan transparan mengenai isu-isu sosial yang banyak terabaikan.
“Pemberitaan yang jujur dan transparan sangat dibutuhkan masyarakat, dan mendorong kesadaran publik tentang isu-isu hak asasi manusia, keadilan sosial yang keberlanjutan,” ujar Netti.
Dalam penelusuran Merpos, Netti diketahui dengan latar belakang pendidikan M.B.A, netti memiliki keahlian dalam analisis sosial.
Kendati demikian, Netti menyatakan dirinya menyadari betul peran aktif media pers dalam memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat. ” Informasi yang jujur, ini sangat berarti untuk masyarakat,”ucap Netti saat berbicara dalam telpon tepat pukul 08.43 WITA.
Netti menceritakan pengalamannya kepada MERPOS, melalui jurnalisme yang tajam, Netti berupaya mengungkap fakta-fakta yang sering kali tidak mendapat perhatian dari pihak-pihak yang berwenang. Ia bilang dirinya berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap individu di Bali, terutama mereka yang terpinggirkan, memiliki suara dan mendapatkan hak-haknya sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan sosial.
“Keberlanjutan dan keadilan sosial adalah dua aspek yang harus berjalan beriringan, karena itu berkaitan langsung dengan kualitas hidup masyarakat,”tuturnya.
Tak kalah tajam, Ni Luh Djelantik, seorang aktivis hak asasi manusia, yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di Bali.
Dalam berbagai kesempatan, Ni Luh mengungkapkan kekhawatirannya tentang kondisi perempuan dan anak yang sering terabaikan, menjadi korban kekerasan, dan berada dalam posisi yang lemah dalam masyarakat. “Perjuangan hak perempuan dan anak adalah perjuangan untuk keadilan yang harus diperjuangkan tanpa henti,” tegas Ni Luh
Ni Luh tak hanya berjuang untuk kaum perempuan dan anak di Bali, tetapi juga aktif dalam memperjuangkan isu-isu tersebut di tingkat nasional dan internasional. Melalui berbagai konferensi dan pertemuan, Ni Luh membawa suara Bali ke dunia internasional, menuntut perlindungan yang lebih baik untuk perempuan dan anak-anak.
Pada tanggal 10 Januari 2025, ketiga aktivis ini bertemu di Kantor DPD RI Bali untuk berdiskusi mengenai berbagai isu yang sedang berkembang di Bali. Dari sana diperoleh informasi Merpos.
Diskusi ini menjadi wadah untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Bali dan memperkuat keberlanjutan lingkungan serta budaya yang menjadi ciri khas Bali.
Dalam diskusi tersebut, Netti Herawati menegaskan bahwa hukum harus menjadi pelindung yang adil bagi semua orang, tanpa terkecuali. “Hukum harus melindungi setiap individu secara adil, tanpa memandang latar belakang atau status sosial,” ujar Netti. Sedangkan Ni Luh menambahkan, “Perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi demi menciptakan masyarakat yang lebih adil,”imbuhnya.
Ketiga aktivis ini tidak hanya berkomitmen pada perubahan sosial yang positif, tetapi juga pada keberlanjutan alam yang menjadi warisan berharga bagi Bali. Mereka bertekad untuk memastikan bahwa kebijakan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat mampu menjamin masa depan yang lebih baik, adil, dan berkelanjutan bagi generasi “Merah Putih”.
Semangat juang yang dimiliki AWK, Netti Herawati, dan Ni Luh Jelantik menjadi contoh di kelopak mata dunia, bahwa perubahan yang diinginkan memang dimulai dari individu yang peduli dan berkomitmen.
Tiga pejuang ini terus berjuang demi keadilan sosial, hak asasi manusia, dan kelestarian alam Bali, dengan semangat yang tak pernah padam. Sebuah komitmen yang patut diapresiasi sebagai bagian dari upaya bersama membangun Bali yang lebih baik, lebih adil. Dengan mempertahankan kelestarian lingkungan atau alam dan budaya, Bali sebagai tujuan wisata tetap menjadi tempat yang padat dikunjungi, mengundang wisatawan untuk menikmati keindahan yang abadi.
Menarik ulur, sebelumnya Netti tak membantah jika dirinya adalah salah satu perempuan berdarah Medan. “Iya betul, namun saat ini saya sedang berada di Denpasar, Bali,”ucapnya menjawab pertanyaan Merpos.
Merpos juga berhasil menyalin sepenggal kisah perjuangan Netti, baik dibidang jurnalistik dan Aktivis kemahasiswaan di beberapa kampung perguruan tinggi pada era 98. Netti Lantas menceritakan secara gamblang.
Netti memulai ceritanya; >>silahkan di baca selengkapnya di Tabloid MERPOS. (Cetak Edisi Januari 2025 – Penulis : Nelli /Editor : Penulis Supriadi Buraerah).