Keterangan Gambar: Anak-anak disabilitas dari Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali antusias mempelajari proses pembuatan dupa di Pabrik Dupa Kaori, Desa Mas, Ubud, Gianyar, Jumat (17/1). Edukasi ini diharapkan memberikan inspirasi untuk wirausaha mandiri di masa depan.
GIANYAR, TABLOID MERPOS – Sebuah suasana penuh semangat terlihat di Pabrik Dupa Kaori, Desa Mas, Ubud, Gianyar, Jumat (17/1). Delapan anak disabilitas dari Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali hadir untuk mengikuti edukasi pembuatan dupa yang diberikan oleh tim Kaori.
Kunjungan ini bukan sekadar jalan-jalan biasa. Di bawah bimbingan langsung dari Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, pemilik PT Kaori Alam Nusantara, anak-anak diajak mengenal proses pembuatan dupa dari awal hingga akhir.
“Anak-anak disabilitas ini sangat antusias. Mereka belajar mulai dari mencetak dupa, mengemas, hingga menambahkan aroma khas Dupa Kaori. Semangat mereka luar biasa,” ungkap Winie.
Sebagai salah satu produsen dupa berkualitas tinggi, Kaori dikenal dengan produk yang tidak hanya untuk sembahyang, tetapi juga digunakan untuk pengharum ruangan dan terapi healing. Bahkan, dupa produksi Kaori telah diekspor ke Selandia Baru dan Eropa sebagai alternatif produk berbahan kimia.
“Kami ingin berbagi ilmu. Produksi dupa Kaori ini padat karya, melibatkan banyak tahap hingga menjadi produk yang membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” tambah Winie.
Tidak hanya belajar membuat dupa, anak-anak YPK Bali juga diajak untuk meningkatkan kepercayaan diri melalui interaksi sosial. Koordinator Unit Edukasi YPK Bali, Ni Putu Windayani, menyebutkan bahwa kunjungan ini memberikan pengalaman luar biasa.
“Anak-anak disabilitas tidak hanya belajar proses pembuatan dupa, tetapi juga berlatih berkomunikasi dengan staf Kaori. Pihak kami berharap ini dapat menjadi inspirasi untuk wirausaha di masa depan,” jelas Windayani.
Menurutnya, pabrik Kaori sangat ramah terhadap disabilitas, dengan aksesibilitas yang baik seperti jalur khusus (ram) dan sambutan hangat dari para staf.
Setelah kunjungan ini, pihaknya berharap anak-anak disabilitas dapat membawa pengalaman ini. Kelak nanti memulai usaha kecil di rumah bersama keluarga mereka.
Tim Liputan : G. Wiguna
Editor : Adi (SUP)