Kota Baghdad yang megah, di bawah pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid, hiduplah seorang pria bijak dan cerdik bernama Abunawas. Kecerdikannya telah dikenal luas, bahkan hingga ke istana sang Khalifah.
Suatu hari, sang Khalifah merasa bosan dan memutuskan untuk menguji kecerdikan Abunawas. Ia memanggil Abunawas ke istana dan berkata, “Abunawas, kali ini aku ingin engkau membawa sesuatu yang mustahil: seorang Putri Duyung. Jika berhasil, aku akan memberimu emas seberat tubuhmu. Jika gagal, kau akan dihukum membersihkan seluruh danau kerajaan!”

Abunawas, dengan senyum penuh keyakinan, menjawab, “Wahai Paduka, permintaanmu memang luar biasa. Namun, untuk menangkap Putri Duyung, aku membutuhkan beberapa hari dan sedikit bantuan dari istana.”
Raja setuju dan memerintahkan pasukan kerajaan untuk membantu Abunawas. Dengan kecerdikannya, Abunawas meminta para prajurit membawa jaring emas, makanan laut yang lezat, dan sebuah tandu mewah.
Beberapa hari kemudian, Abunawas kembali ke istana, membawa seorang wanita cantik berpakaian seperti Putri Duyung, lengkap dengan ekor buatan dari kain sutra berkilauan. Raja Ar-Rasyid tampak terpukau. “Ini Putri Duyung yang engkau minta, Paduka. Dia bahkan bisa bernyanyi seperti bidadari,” kata Abunawas sambil tersenyum penuh keyakinan.
Ketika wanita itu mulai bernyanyi, semua orang terpukau oleh suaranya. Raja pun bertanya, “Bagaimana kau menangkapnya?”
Abunawas menjawab dengan tenang, “Hamba menghabiskan waktu di tepi laut, memikatnya dengan lagu dan makanan lezat. Akhirnya, dia setuju ikut ke istana karena ingin melihat kebesaran Paduka.”
Raja, yang selalu menyukai hiburan, tertawa terbahak-bahak. Namun, tiba-tiba seorang menteri membisikkan sesuatu. “Paduka, maafkan saya, tapi itu bukan Putri Duyung. Itu hanya wanita biasa dengan kostum.”
Raja pun menatap Abunawas. “Apakah kau mencoba mempermainkanku, Abunawas?” tanyanya dengan nada setengah marah.
Abunawas menjawab, “Paduka, bukankah Paduka meminta saya membawa Putri Duyung ke istana? Saya melakukannya sesuai dengan apa yang bisa dilakukan di dunia nyata. Jika Paduka ingin Putri Duyung yang asli, mungkin kita harus menunggu hingga keajaiban datang.”
Raja tertawa keras dan akhirnya mengampuni Abunawas. “Kau memang selalu punya cara untuk menghiburku, Abunawas. Sebagai hadiah, kau bebas dari hukuman, dan wanita itu bisa tinggal di istana sebagai penyanyi istana.”
Sejak saat itu, kisah Abunawas dan Putri Duyung menjadi cerita yang diceritakan turun-temurun, mengingatkan semua orang bahwa kecerdikan dan keberanian adalah kunci menghadapi tantangan, bahkan dari seorang Raja. (Mft).
Comments 1