Foto Ilustrasi/gambar Ilustrasi, seorang raja berjubah biru.
HIBURANMERPOS,–Cinta telah ada sejak sebelum kata pertama ditemukan oleh pikiran anak manusia, sebelum alam mengenal terang dan gelap. Cinta bukan sekadar perasaan yang mengalir dalam Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa, atau kisah manusia yang saling merindu di hamparan dunia. Cinta adalah rahasia yang menghidupkan jiwa, memutar roda sejarah, dan mengikat langit serta bumi dalam tarian keabadian bahkan menyentuh sisi lain, seperti teka – teki “seteguk” air lautan penasaran.
Di sebuah malam yang penuh bintang, Raja Harun Ar-Rasyid duduk termenung di singgasana istananya.
Kekuasaan yang tak terbatas, harta yang melimpah, dan para istri yang cantik tidak mampu mengusir kerinduan yang membelenggu hatinya.
Ada sesuatu yang hilang, suatu keheningan yang tak bisa dipecahkan meski ia telah menguasai segalanya. Misteri tentang “Cinta sejati”, ia merasa bahwa itu adalah jawaban yang dicari, namun di manakah ia bisa menemukannya?
Raja Harun kemudian memanggil seorang lelaki terkenal, Abunawas, yang dikenal karena kecerdasan dan kemampuannya dalam memberikan jawaban melalui humor yang tajam.
Abunawas datang dengan senyum jenaka, tanpa terburu-buru memberikan jawaban. Ia tahu bahwa cinta sejati tidak bisa diajarkan dengan kata-kata, namun harus dirasakan.
“Di manakah aku bisa menemukan cinta sejati, Abunawas?” tanya Raja dengan penuh harap.
Abunawas menatap mata Raja, dan dengan lirih ia berkata, “Paduka, cinta sejati tidak bisa dicari di antara emas dan permata. Ia tersembunyi di tempat yang tak tampak oleh mata”.
Singkat cerita, “Air” itu kini menjadi simbol dari misteri cinta yang abadi, sesuatu yang telah menceritakan takdir dalam kisah berbanding terbalik dengan cerita suatu hari, seorang petani pergi ke kota untuk membeli traktor baru. Di toko, ia bertanya pada penjual, “Pak, traktor ini bisa memanen jagung, kan?” Penjual menjawab, “Tentu, Pak. Ini traktor canggih, bisa memanen apa saja!” Petani itu tersenyum dan berkata, “Bagus! Kalau begitu, bisa bantu saya mencari sapi saya yang hilang, ya?” Penjual kebingungan, “Lho, traktor nggak bisa cari sapi!” Petani itu tertawa, “Kalau traktor bisa segalanya, mungkin sapi saya juga bisa ikut dipanen, Pak.