JAKARTA, MERPOS, – Dalam sebuah acara yang berlangsung di Balairung Mahkamah Agung pada Jumat pagi, 17 Desember, Ketua Mahkamah Agung, Prof. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H., menyampaikan Refleksi Akhir Tahun 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan perwakilan media, menjadi momen penting untuk memaparkan capaian, tantangan, dan inovasi Mahkamah Agung.
Baca Juga : Mahkamah Agung Tolak Permohonan PK Terpidana Kasus Vina Cirebon
Dampingi Wakil Ketua Bidang Non-Yudisial, para Ketua Kamar, dan pejabat eselon I serta II, Prof Sunarto memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan akuntabilitas lembaga kepada masyarakat. Refleksi ini juga menjadi yang pertama baginya sejak dilantik pada 22 Oktober 2024.
Mahkamah Agung berhasil meraih sejumlah penghargaan sepanjang tahun, termasuk predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-12 secara berturut-turut dari Badan Pemeriksa Keuangan. Penghargaan lainnya datang dari KemenPAN-RB, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Hukum dan HAM atas berbagai inovasi dan tata kelola.
“Penghargaan ini adalah bukti nyata komitmen kami terhadap transparansi, akuntabilitas, dan peningkatan pelayanan publik,”ungkap Prof Sunarto.
Baca Juga :Dua Putra Terbaik Mahkamah Agung Resmi Menjabat Dewan Pengawas KPK
Dalam upaya mendigitalisasi layanan, Mahkamah Agung juga meluncurkan beberapa aplikasi, seperti SIAP MA Terintegrasi, e-Court untuk Kasasi dan Peninjauan Kembali, serta aplikasi JDIH Versi Mobile. Inovasi ini tidak hanya memudahkan masyarakat, tetapi juga memastikan efisiensi proses hukum.
Sepanjang 2024, Mahkamah Agung menerbitkan dua Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) dan dua Surat Edaran (SEMA), termasuk PERMA tentang keadilan restoratif. Regulasi ini menunjukkan respons Mahkamah Agung terhadap kebutuhan hukum masyarakat yang terus berkembang.
Baca Juga :Dr.Sobandi : SKB Non-CAT CPNS Mahkamah Agung 2024 Digelar di Yogyakarta
Di bidang penanganan perkara, Mahkamah Agung menangani 31.112 perkara, dengan produktivitas mencapai 98,88%. Peningkatan jumlah perkara yang diterima tidak menyurutkan kinerja lembaga ini, yang terus mempertahankan rasio penyelesaian tepat waktu di atas 90%.
Ketua Mahkamah Agung menegaskan pentingnya integritas dalam lembaga peradilan. Tahun ini, 16 pengadilan berhasil mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Selain itu, penghargaan Insan Anti gratifikasi diberikan kepada tujuh orang sebagai upaya membangun budaya antikorupsi.
Baca Juga :HARKORDIA 2024, Begini Harapan Ketua Mahkamah Agung
Dari sisi pengawasan, sebanyak 4.116 dari 4.313 pengaduan telah diselesaikan. Penjatuhan sanksi disiplin terhadap hakim dan aparatur peradilan juga menjadi bukti komitmen lembaga terhadap transparansi dan integritas.
Prof Sunarto menyampaikan apresiasi kepada media yang terus mendukung pemberitaan yang akurat dan berimbang. Ia mengajak jurnalis untuk mengadopsi jurnalisme positif yang tidak hanya memberitakan sisi buruk, tetapi juga capaian yang inspiratif.
“Good news is a good news. Media memiliki peran besar dalam membangun kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan,” ungkapnya.
Baca Juga :Ketua Mahkamah Agung Serahkan Piala Abhinaya Upangga Wisesa 2025
Refleksi akhir tahun ini ditutup dengan harapan bahwa Mahkamah Agung akan terus menjadi institusi yang melayani masyarakat dengan integritas tinggi. Acara ini dapat disaksikan langsung oleh masyarakat melalui kanal YouTube Mahkamah Agung, memperkuat komitmen transparansi yang menjadi ciri khas lembaga.
Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung, Dr. H. Sobandi, S.H., M.H., menyatakan bahwa laporan tahunan mendatang pada Februari 2025 akan mengusung tema integritas sebagai kunci utama membangun kepercayaan masyarakat.
Baca Juga :Himbauan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk Empat Lingkungan Peradilan
“Kerja keras ini adalah hasil dari kontribusi semua pihak di Mahkamah Agung, dan kami akan terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” kuncinya.