BULUKUMBA Merpos, — Polemik yang sempat mencuat terkait pelayanan kesehatan di Puskesmas Bontobahari akhirnya menemui titik terang.
Solusi ini terangkat dalam sebuah pertemuan diiringi permintaan maaf dari Abdul Rahman Yusuf, driver ambulance Puskesmas Bontobahari, kepada Lembaga Gerakan Intelektual Satu Komando (GISK).
Permintaan maaf tersebut disampaikan pada Senin, 16 Desember 2024, di hadapan sejumlah pihak, termasuk Camat Bontobahari, Bhabinkamtibmas, Lurah Sapolohe, dan pihak lembaga GISK dan PATI.
BACA JUGA :Komisi IV DPRD Bulukumba Gelar RDP Terkait BPJS dan Pelayanan Puskesmas
Abdul Rahman Yusuf menyampaikan rasa penyesalan yang tulus atas tindakannya yang sempat memicu ketegangan melalui media sosial akun Facebook miliknya.
“Hari ini, saya dengan niat yang tulus mengakui khilaf dan meminta maaf sebesar-besarnya kepada Lembaga GISK atas postingan dan komentar saya. Saya bersyukur persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik, dan ini menjadi pembelajaran untuk memberikan pelayanan terbaik ke depan,” ucap Rahman.
BACA JUGA ;Pemdes Lonrong Sebut BLT Meringankan Beban Ekonomi Masyarakat
Permintaan maaf ini diterima dengan lapang dada oleh Ketua Umum GISK, Andi Riyal. Ia mengajak semua pihak untuk mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.
“Mari kita jadikan ini pelajaran dalam menjaga tali silaturahmi,”ujarnya.
Baca Juga : Begini Hasil Klarifikasi Dinkes RSUD Sinjai Terkait Keluhan Masyarakat
Menyoroti instansi pelayanan publik, kata Riyal, bertujuan agar masyarakat mendapatkan layanan yang baik, khususnya di Puskesmas Bonto Bahari.
Senada, Dewan Pendiri GISK, Kamaruddin, menyampaikan bahwa lembaga ini hadir bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk mengawasi kinerja pelayanan publik demi menciptakan layanan yang prima.
“Semoga peristiwa ini menjadi pengingat bagi seluruh petugas pelayanan publik untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan,” tutupnya.
Polemik ini awalnya mencuat pada 26 Oktober 2024 setelah kritik terhadap Puskesmas Bontobahari direspons secara emosional oleh salah satu petugas. Namun, dengan mediasi dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bulukumba, Fahidin, melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi D DPRD pada 6 Desember 2024, ketegangan berhasil diredakan yang berujung saling maaf memaafkan.
Dengan berakhirnya polemik ini, harapan besar ditujukan untuk peningkatan kualitas layanan kesehatan dan terciptanya keharmonisan antara penyedia layanan dan masyarakat. Seperti disampaikan oleh Ketua GISK, “meminta maaf – memaafkan dan saling menghargai adalah nilai yang mulia, sekaligus langkah awal menuju perbaikan bersama,”harapnya.(S/An/MERPOS).
Alhamdulillah saya senang membaca berita ini dengan adanya kesadaran dari dalam diri untuk saling memaafkan satu sama lain
semoga puskesmas bontobahari dapat memberikan pelayanan terbaik buat Kita semua
Aamiin ya rabbal Aalamiin