Foto: Gubernur Kaltara, Dr. H. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum bersama para akademisi, pejabat, dan praktisi di Acara Seminar Unhas Makassar (2/12).
MAKASSAR, MERPOS, – Komitmen besar ditunjukkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dalam mengembangkan sektor perkebunan kelapa sawit. Selasa, (3/12/2024)
Tak hanya berfokus pada produksi, Kaltara kini serius melirik pembangunan industri minyak goreng berbasis kelapa sawit.
Wacana ini juga menjadi sorotan utama pada Seminar Akhir Studi Kelayakan Pembangunan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit di Kalimantan Utara.
Bahkan Pemprov Kaltara bersama Unhas telah menggelar Seminar bertempat di Universitas Hasanuddin (Unhas), pada hari Senin (2/12).
Gubernur Kaltara, Dr. H. Zainal Arifin Paliwang, SH, M.Hum, hadir langsung untuk membuka seminar yang dihadiri para akademisi, pejabat, dan praktisi.
Dalam sambutannya, Gubernur Kaltara memaparkan besarnya potensi sektor kelapa sawit di Kaltara.
“Luas areal tanam kelapa sawit di Kaltara telah mencapai 38.061 hektar pada 2022, dengan produksi mencapai 73.946,30 ton. Ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya dengan penuh optimisme.
Zainal juga menegaskan bahwa pengembangan industri ini bukan hanya soal angka, tapi juga dampak sosial-ekonomi.
“Kami ingin meningkatkan nilai tambah produk lokal, membuka lebih banyak lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata. Dengan pabrik pengolahan kelapa sawit yang modern dan berkelanjutan, saya yakin Kaltara mampu menjadi pusat produksi minyak goreng berkualitas tinggi,” tegasnya.
Unhas, sebagai mitra strategis, turut menunjukkan keseriusan dalam proyek ini. Sekretaris Unhas, Prof. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil, Ph.D, menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan Pemprov Kaltara.
“Kami siap mendukung penuh, mulai dari hulu ke hilir. Semoga hasil kerjasama ini membawa manfaat besar bagi masyarakat Kaltara,” ucapnya.
Kaltara, dengan komoditas kelapa sawit sebagai tulang punggung ekonomi, mencatat kontribusi signifikan pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Di tahun 2022 saja, sektor ini menyumbang Rp 3,9 triliun.
Dari data ini, Gubernur Zainal mengakui masih ada tantangan besar, salah satunya keterbatasan jumlah pabrik pengolahan. Saat ini, hanya ada 20 pabrik yang tersebar di Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung, sehingga belum mampu menampung seluruh hasil produksi.
Melalui studi kelayakan yang melibatkan para ahli dari Unhas, Kaltara berharap dapat merumuskan langkah strategis yang mencakup aspek teknis, ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
“Mari bersama-sama wujudkan industri kelapa sawit yang modern dan berdaya saing. Dengan sinergi semua pihak, kita pasti bisa,” pungkas Zainal disambut tepuk tangan para peserta.
Seminar ini juga diikuti secara virtual oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Ketua Komisi II DPRD Kaltara, serta para pejabat kabupaten/kota.
(TIM MERPOS).
