MERPOS Sinjai,— Menanggapi meningkatnya populasi hama babi hutan yang merusak hasil pertanian, Pemerintah Desa (Pemdes) Talle mengeluarkan himbauan kepada masyarakat setempat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan perburuan babi hutan.
Menurut Kepala Desa, Ir Abd Rajab, partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan berburu ini diharapkan dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh serangan babi hutan, serta membantu meningkatkan hasil pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi desa. “Jadi sangat dihargai dan diharapkan partisipasi masyarakat,” ungkapnya.
Diketahui, Desa Talle, yang terletak di Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, dengan jumlah penduduk sekitar 5.900 jiwa, mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan ekonomi masyarakat.
Kata kades, Rajab, tanaman yang dominan di desa ini antara lain padi, jagung, pisang, dan cengkeh. Terdapat juga peningkatan tanaman pohon aren yang menjadi sumber kehidupan masyarakat melalui produksi gula aren secara manual. Namun, belakang ini, serangan hama babi hutan dalam beberapa waktu terakhir telah menyebabkan penurunan signifikan dalam hasil pertanian warga, khususnya pada tanaman padi dan jagung.
Lanjutnya, Kegiatan perburuan hama babi ini akan dilaksanakan pada Kamis, 21 November 2024, di Hutan Lanjangng’e, Dusun Gareccing, yang juga dikenal dengan nama Mabuareng.
“Lokasi ini dipilih karena diketahui menjadi titik rawan keberadaan babi hutan yang sering merusak tanaman,”tegasnya.
Reaksi Miring dan Komentar Rambo.
Himbauan perburuan Babi, dikeluarkan tepat, Sabtu (16/11/2024), Siang, tak lama setelah beredar di berbagai platform media sosial, (Facebook dan WhatsApp). Beragam reaksi pun muncul, bahkan ada reaksi miring, menuding rencana kegiatan tersebut bermuatan gerakan politik.
Tudingan tanpa bukti mendasar, meskipun mereka yang menuding menyebutkan bahwa, untuk kegiatan perburuan tercatat secara strategis, tak kurang dari 6 hari sebelum pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dijadwalkan pada 27 November mendatang. Kegiatan perburuan Babi Ini,.Mendadak?. Jangan, ada gerakan….”
Tak berhenti sampai disitu, perbincangan mereka makin ekslusif, beberapa informasi yang mereka perbincangkan bermuatan tak patut diteladani,”demikian perbincangan mereka yang menuding, berhasil disadap oleh sumber informasi yang akrab disapa dengan nama disematkan “Rambo”.
Sementara itu, Kepala Desa Talle, Ir. Abd Rajab, selain untuk meningkatkan hasil pertanian, ia juga menyatakan dirinya mengajak seluruh warga untuk bergotong-royong dalam upaya mengendalikan populasi babi hutan, dengan cara dibasmi.
“Mari bersama-sama membasmi hama babi hutan yang merusak tanaman kita,” ungkapnya.
Ia juga menepis isu tak sedap tersebut, dirinya menegaskan, bahwa kegiatan perburuan babi ini sudah menjadi bagian dari Identitas kearifan lokal di Sinjai.
“Jadi, perlu saya tegaskan, kegiatan perburuan Babi Hutan, ini murni untuk kepentingan masyarakat, agar hasil tani dapat meningkat pesat, dan sudah menjadi tradisi lokal,”ujarnya saat dikonfirmasi MERPOS, Sinjai, Sabtu, (16/11).
Lebih tajam, pria yang telah memimpin Desa Talle sejak 2016 ini, berharap agar masyarakat tidak mempercayai informasi yang menyesatkan. Atau “HOAX”
Sebelumnya, Rambo menegaskan bahwa, informasi yang ia himpun itu, sementara ia pelajari, jika kemudian memenuhi unsur hukum, ia tak segan melaporkan ke Polres Sinjai. Sebagai tindakan tegas. “Kita akan pelajari dulu brother, saya juga akan datang berburu “kuncinya.
(SUP/MERPOS).